Banjir Denpasar disebakan oleh hujan deras yang melanda sejak 9 September 2025 menyebabkan banjir parah di berbagai wilayah di Bali. Air menggenangi jalan, rumah, bahkan meruntuhkan beberapa bangunan. Peristiwa ini menjadi salah satu bencana terburuk di Bali dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut laporan dari BMKG, hujan deras dengan intensitas antara 50 hingga 150 mm dipicu oleh fenomena gelombang Rossby ekuatorial. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya awan hujan tebal dan turunnya hujan lebat selama dua hari berturut-turut. Dampaknya, sejumlah sungai meluap dan sistem drainase tidak mampu menampung volume air yang besar, mengakibatkan banjir di beberapa area.
Berikut ini wilayah terdampak banjir di Denpasar pada tanggal 9–10 September 2025 :
Kejadian ini jadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dan penanganan bencana di Bali, terutama di area pusat kota dan sekitarnya.
Sejauh ini tidak ada potensi tsunami dari banjir yang melanda Denpasar pada 9–10 September 2025.
Banjir tersebut murni disebabkan oleh curah hujan ekstrem akibat fenomena atmosfer equatorial Rossby wave. Tsunami, di sisi lain, biasanya terjadi akibat gempa bumi bawah laut, longsor bawah laut, atau letusan gunung api di laut. Hingga kini, tidak ada laporan gempa signifikan di sekitar Bali yang bisa memicu tsunami selama periode banjir itu berlangsung.
Memang benar, Bali termasuk wilayah rawan tsunami karena posisinya di Ring of Fire dekat zona subduksi aktif. Namun, risiko tsunami tidak ada kaitannya dengan banjir akibat hujan.
Menurut laporan warga lokal sejauh ini tidak terdapat korban jiwa dari turis luar bali maupun turis luar negeri.
Arus air yang deras menyebabkan bangunan di Jalan Hasanuddin mengalami kerusakan. Beberapa ruko juga terdampak, dan akses jalan utama sementara terganggu.
Bandara Ngurah Rai mengalami keterbatasan akses akibat genangan air yang cukup tinggi. Di sejumlah titik, banyak kendaraan mengalami mogok sehingga menimbulkan antrean panjang di jalur utama.
Tim SAR giat melakukan evakuasi, termasuk menyelamatkan balita, lansia, serta warga lain di area yang sulit dijangkau. Upaya penyelamatan terus dilakukan untuk memastikan keselamatan semua pihak.
Secara umum situasi di Denpasar dan sekitarnya saat ini cukup mengkhawatirkan. Masih ada banyak turis yang harus dievakuasi karena akses ke bandara jadi sulit dan akses yang terganggu, bahkan ada yang agak terjebak di tengah jalan.
Sementara itu, di Kuta dan Seminyak, villa dan jalan-jalan kebanjiran, sampai-sampai ada yang evakuasi pakai perahu karena airnya cukup tinggi. Kondisi di beberapa tempat ini cukup menantang dan butuh perhatian khusus agar situasi kembali normal.
Denpasar Flood On September 9–10, 2025, the capital of Bali. Due to continuous heavy rains, streets, homes, and public facilities were submerged, causing many areas to become completely cut off and difficult to access.
This extreme rainfall was linked to a weather phenomenon known as the equatorial Rossby wave, which brought intense storms for two consecutive days. This event highlights the growing importance of preparedness for extreme weather events caused by climate change and natural atmospheric phenomena.
So far, six people have died due to the floods. Four deaths occurred in Denpasar and two in Jembrana. Rescue teams continue searching for any missing residents.
More than 200 SAR officers are deployed across flooded areas. However, access remains difficult. Even trucks struggle to reach some neighborhoods. Evacuations are ongoing, especially for residents in low-lying areas.
The flooding affected multiple areas in Denpasar, including:
Nearby Jembrana also reported flooding with 85 residents evacuated.
Impact on Infrastructure and Transport
Flooding has caused road closures and disrupted public transport. Access to Ngurah Rai International Airport is limited; only certain vehicles can reach it.
Several buildings have collapsed due to water pressure. Cars and motorbikes are submerged in floodwaters. Rescue and clean-up operations are ongoing.
Tourist Safety
Tourist areas in Kuta and Seminyak have minor flooding, but most hotels and resorts are safe. Authorities advise tourists to avoid flooded streets and follow evacuation orders if necessary.
Evacuation centers provide basic needs like food, water, and medical support. Travelers are urged to monitor local news and weather updates.
Tourist areas such as Kuta and Seminyak face minor flooding. However, most hotels and resorts remain safe. Authorities continue to monitor the situation closely.
Evacuation centers are open for residents in badly affected neighborhoods. Food, water, and medical help are being provided.
Pertandingan yang sangat mendebarkan Indonesia vs Arab 888bola di World Cup Qualifiers. Skuad Garuda harus…
Facundo Garcés 888BOLA , bek tengah asal Argentina yang kini bermain untuk Deportivo Alavés di…
Barcelona 888bola kembali menunjukkan kelasnya di La Liga 2025/26 setelah mengamankan kemenangan meyakinkan 3-1 atas…
Arsenal 888bola melangkah ke babak berikutnya Piala EFL setelah meraih kemenangan meyakinkan 2-0 atas Port…
BWF 888bola LI-NING China Masters 2025 adalah panggung utama bagi para juara dunia bulu tangkis…
Siapa Angga Raka Prabowo 888bola dan Apa Hubungannya dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto? Angga Raka…